SEJARAH PROMOSI KESEHATAN
Pendidikan
kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok
atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih
baik.
Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh
terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan
tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Pendidikan
kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan
kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan
perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga
metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya,
dan alat-alat bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu hasil
yang optimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara
harmonis.
Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran
pendidikan) tertentu, harus menggunakan cara tertentu pula, materi juga
harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan
disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus
berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan massa (public).
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam
pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang
ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang
tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja memperoleh /
mendengarkan penyuluhan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan agar
ibu tersebut menjadi akseptor yang lestari atau ibu hamil tersebut
segera minta imunisasi maka harus didekati perorangan. Perorangan disini
tidak hanya berarti kepada ibu-ibu yang bersangkutan tetapi mungkin
juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar
digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan
mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode
(cara ini).
Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :
1.1 Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
Dengan
cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan
berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
1.2 Interview (Wawancara)
Cara ini
sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa
ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau
kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih
metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode
akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
2.1 Kelompok Besar
Yang
dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara
lain :
2.1.1 Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang
berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan metode ceramah :
2.1.1.1 Persiapan
Ceramah
yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang
akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan
:
a. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema.
b. Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound system, dan sebagainya.
2.1.1.2 Pelaksanaan
Kunci
dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran
(dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan
gelisah.
b. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
c. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
d. Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
e. Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.
2.1.2 Seminar
Metode
ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah
ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
biasanya dianggap hangat di masyarakat.
2.2 Kelompok Kecil
Apabila
peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
2.2.1 Diskusi Kelompok
Dalam
diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa
sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Pimpinan
diskusi / penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf
yang sama sehingga tiap anggota kelompok ada kebebasan / keterbukaan
untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin
diskusi harus memberikan pancingan-pancingan berupa
pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas.
Agar terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan
mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan
berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta.
2.2.2 Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini
merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan
jawaban-jawaban atau tanggapan (cara pendapat).
Tanggapan atau
jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah
diskusi.
2.2.3 Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi
dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit, tiap 2 pasang
bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4
orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
2.2.4 Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)
Kelompok
langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian
dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan
masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya
kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
2.2.5 Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam
metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas,
sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain
sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya
bagaimana interaksi / komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
2.2.6 Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode
ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli
dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan
main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai
nama sumber.
3. Metode Pendidikan Massa (Public)
Metode
pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau
publik maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Oleh
karena sasaran pendidikan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, tingkat
pendidikan dan sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap
oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi,
belum begitu diharapkan sampai dengan perubahan perilaku. Namun demikian
bila sudah sampai berpengaruh terhadap perubahan perilaku adalah wajar.
Pada
umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara
lain :
a. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri
kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat
untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah
satu bentuk pendekatan massa.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV
maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah
juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh "Praktek
Dokter Herman Susilo" di televisi pada waktu yang lalu.
d. Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.
e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard "Ayo ke Posyandu".
Update : 14 Juli 2006
Sumber :
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
hepatitis
JUMLAH PASIEN DENGAN HBSAG POSITIF DI PUSKESMAS MOJOAGUNG
In sekilas info on Juni 3, 2009 at 9:45 am
Adanya
pelayanan pemeriksaan laboratorium untuk faal hati ternyata direspon
positif oleh masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk memeriksaan hati
atau livernya sudah cukup tinggi. Begitu juga promosi kesehatan
menngenai penyakit-penyakit liver yang sudah dilakukan di masyarakat
dari Tim UKM Puskesmas Mojoagung sangatlah membatu meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan livernya.Hasilnya adalah
ditemukan sejumlah pasien dengan HbSAg.
Bagaimana Pemeriksaan dan Jumlah Pasien dengan HbSAg ?
Pasien
dengan HbSAg ini biasanya ditemukan secara sengaja atau tidak sengaja
setelah pemeriksaan kadar SGOT/SGPT nya ketahuan meningkat, pasien
ditawarkan untuk melakukan pemeriksaan HbSAg. Atau kadang pasien dengan
keluhan perut terasa tidak nyaman yang langsung dating ke bagian
radiology untuk minta diperiksa USG dan ternyata hasilnya adalah
hepatitis atau sirosis hepatic, pasien ini diminta untuk melakukan
pemeriksaan penunjang yang lain yaitu HbSAg dan SGOT/SGPT.
Informasi
dari Bagian Laboratorium Puskesmas Mojoagung menyatakan bahwa ditemukan
sebanyak 10 orang dengan HbSAg positif pada tahun 2008 dengan perincian 6
orang dari dalam wilker PKM Mojoagung, 2 orang dari PKM Gambiran dan 2
orang dari luar Kecamatan Mojoagung. Pada tahun 2009 (Jan- Mei) ini
jumlah pasien dengan HbSAg positif sudah ditemukan sebanyak 12 orang
dengan perincian 4 orang dari dalam wilker PKM Mojoagung, 3 orang dari
Wilker PKM Gambiran dan 5 orang dari Luar Kecamatan Mojoagung.
Menariknya 50% pasien dengan HbSAg positif pada tahun 2009 ini ditemukan
pada bulan Mei kemaren.
DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG
Tim Kesehatan Provinsi Lampung Di Sumatera Barat
20 Oktober 2009 14:24
Sebagai
Upaya meringankan beban penderitaan para korban gempa Sumatera Barat,
Pemerintah Provinsi Lampung telah memberangkatkan relawan yang terdiri
dari barbagai unsur guna memberikan bantuan, tanpa kecuali Dinas
Kesehatan dan Rumah Sakit Abdoel Muluk Provinsi Lampung.
Tim
Kesehatan Provinsi Lampung diberangkatkan diberangkatkan dalam 2 kali
pemberangkatan yaitu pada tanggal 3 Oktober 2009 dan 4 Oktober 2009
serta berakhir pada tanggal 9 Oktober 2009.
Lokasi Tim Relawan
Provinsi Lampung terletak di Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten
Padang Pariaman Sumatera Barat, terdiri dari :1 orang dokter spesialis
orthopedi, 1 orang dokter spesialis bedah, 4 orang dokter umum, 12 orang
perawat, 3 orang sopir dg 3 unit ambulance, 2 orang tenaga administrasi
serta dilengkapi obat-oabatan dan kantong jenazah.
Upaya yang telah dilakukan Tim Kesehatan :
1. Pelayanan Kesehatan Statis yang dilakukan di beberapa Pos Kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan Mobile yang diharapkan dapat menjangkau para korban bencana yang terletak jauh dari Pos kesehatan statis.
Dalam
melakukan pelayanan kesehatan terhadap para korban bencana gempa dari
tanggal 3 s/d 9 Oktober 2009 tercatat sebanyak 2.896 orang baik rawat
jalan dengan atau tanpa tindakan, rawat inap maupun yang dirujuk ke RS.
Peresmian Teater Nyamuk Sebagai Ikon Wisata Ilmiah
25 September 2009 11:18
Keberadaan
Teater Nyamuk adalah upaya pendekatan kepada masyarakat untuk
mempermudah akses hasil penelitian Badan Litbangkes sehingga berdaya
guna dan berhasil guna, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Badan Litbangkes), Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SH, Msi,
Sp. F(K).
Hal itu disampaikan dalam acara peresmian Mosquito
Teather (Teater Nyamuk) di Desa Babakan, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis
Jawa Barat tgl. 19 Agustus 2009.
Teater Nyamuk merupakan ikon wisata
ilmiah dengan kegiatan yang mengintegrasikan pembelajaran ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni bidang kesehatan dengan kegiatan
pariwisata, tambah Prof. Agus Purwadianto.
Menurut Prof. Agus
Purwadianto, kejadian penyakit yang ditularkan nyamuk di Indonesia masih
tinggi. Bahkan beberapa nyamuk telah resisten terhadap insektisida dan
beberapa jenis virus serta kuman penyebab penyakit juga resisten
terhadap pengobatan. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah sudah
mengembangkan vaksin dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit tersebut.
Sebagai
pendukung wisata ilmiah, gedung berkonsep minimalis dengan nuansa
perpaduan hijau, merah dan oranye ini dilengkapi fasilitas sesuai
kegiatan yang dilakukan di gedung tersebut.
Fasilitas itu terdiri
dari gedung sinema berukuran 9x8 meter dengan kapasitas 120 orang, ruang
multimedia yang berfungsi untuk proses editing dan dubbing, pusat
pelayanan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi, penjualan
tiket serta penjualan souvenir dan museum sebagai tempat penyimpanan
koleksi dan dokumen.
Teater ini merupakan museum nyamuk pertama di
Indonesia, dihiasi replikasi nyamuk ukuran besar pada dinding utamanya.
Ada enam genus koleksi nyamuk yang dimiliki museum ini yaitu : Aedes,
Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan Toxor. Masing-masing genus
terdiri dari spesimen stadium telur, larva, pupa dan nyamuk.
Teater
yang dibangun dengan dana APBN Departemen Kesehatan didukung penuh
pengembangan dan pemanfaatannya sebagai ikon wisata ilmiah oleh Pemda
Kab. Ciamis dan Pemda Provinsi Jawa Barat . Sinergi antar sektor menjadi
ciri nyata dalam ikon wisata ilmiah ini, khususnya sektor kesehatan,
pendidikan, pariwisata, dan ekonomi, ujar Sugianto, Msc.PH, Kepala Loka
Litbang P2B2 Ciamis.
Rangkaian kegiatan peresmian mengambil tema
“Mari Kenali Nyamuk Agar Terhindar dari Penyakit”, diharapkan masyarakat
mengenal lebih dekat tentang nyamuk terutama bionomik/perilaku hidup
nyamuk dan berperilaku hidup bersih sehat supaya terhindar dari penyakit
yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria, DBD, chikunguya, dan
filariasis, tambah Sugianto.
Indonesia merupakan salah satu negara
yang masih terjadi transmisi malaria (berisiko Malaria/Risk-Malaria),
dimana pada tahun 2006 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria klinis,
sedangkan tahun 2007 menjadi 1,75 juta kasus. Jumlah penderita positif
malaria (hasil pemeriksaan mikroskop positif terdapat kuman malaria)
tahun 2006 sekitar 350 ribu kasus, dan pada tahun 2007 sekitar 311 ribu
kasus.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat
Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat
menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau
alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id
Badan POM RI luncurkan Laboratorium Keliling
25 September 2009 11:26
Jakarta,
7 September 2009 – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pagi ini
meluncurkan delapan unit laboratorium keliling (mobile lab) di Jakarta
guna terus meningkatkan pengawasan dan pengamanan obat dan makanan yang
beredar di masyarakat.
“Selama ini BPOM secara proaktif melakukan
pengawasan dan sampling makanan dan bahan makanan yang dijual di
masyarakat untuk diuji keamanannya di lab kami. Tapi lagi-lagi karena
berbagai hambatan seperti jarak dan kemacetan, aktivitas ini sering kali
memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup tinggi. Dengan unit
laboratorium keliling ini, kami bisa melakukan tes laboratorium dan
mendapatkan hasilnya di tempat,” kata Kepala BPOM Husniah Rubiana.
Untuk
tahap pertama, delapan unit laboratorium keliling ini akan disebar di
Jakarta. Delapan unit Laboratorium Keliing BPOM tersebut juga sudah
diberikan warna dan logo BPOM yang khas agar masyarakat bisa langsung
mengenali.
Unit laboratorium keliling ini justru bukan dimaksudkan
untuk menakut-nakuti para penjual makanan dan obat di pasar tradisional.
Justru sebaliknya kami berharap masyarakat bisa semakin nyaman dan
tenang mengkonsumsi makanan bila sudah melihat kehadiran mobil BPOM di
situ karena berarti makanan dan obat yang dijual sudah layak saji dan
layak konsumsi,” kata Husniah menambahkan.
Kehadiran Unit
laboratorium keliling BPOM juga sangat relevan menyambut Hari Raya Idul
Fitri dimana volume dan frekuensi belanja bahan makanan akan meningkat
tajam. BPOM akan melakukan sosialisasi ke masyarakat khususnya para
pedagang dan pembeli bahan makanan di pasar-pasar tradisional mengenai
fungsi dan cara penggunaan unit laboratorium keliling ini. Yang pasti,
unit laboratorium keliling BPOM ini dilengkapi dengan peralatan yang
mendeteksi bahan bahan berbahaya di dalam makanan maupun kosmetik dan
obat palsu.
Struktur dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering
kali membeli obat dan makanan, atau bahkan mencampur obat dan makanan
untuk meningkatkan rasa atau memodifikasi rupanya menjadi lebih menarik
justru menjadi risiko tersendiri bagi penjual dan pembeli obat dan
makanan di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia. Namun karena
sudah menjadi bagian struktur sosial masyarakat, BPOM terus mencari
jalan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan agar masyarakat semakin
nyaman dan tenang berbelanja di manapun di seluruh Indonesia.
“Ini
adalah bagian dari fungsi pelayanan BPOM kepada masyarakat yang memang
tidak mudah dan tidak murah untuk dilakukan dengan struktur geografis,
demografis dan sosial masyarkat Indonesia. Namun tetap harus dicarikan
solusinya secara kreatif.
Pelayanan Kesehatan Dalam Rngka Idul Fitri 1430 H
15 September 2009 14:52
Sebagai
upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka
Idul Fitri 1430 H, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung memberikan pelayanan
Kesehatan di beberapa Pos Simpatik. Hal ini terlaksana bekerjasama
dengan Lintas Sektor terkait.
Pos Simpatik tersebut terletak di
Terminal Rajabasa, Hajimena dan Pasir Putih, yang masing-masing Pos
dilengkapi dengan Tenaga Kesehatan dan Ambulance.
Pos Simpatik
tersebut dibuka 24 jam sehari selama 16 Hari (H-7 s/d H+7) yang dimulai
pada hari ini (14 September 2009). Sedangkan untuk masing-masing
Kabupaten/Kota lokasi Pos Simpatik berkoordinasi dengan Masing-masing
Polres.
Antisipasi kemungkinan transmisi virus H1N1/H5N1 Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung telah mendistribusikan sebanyak 12 box @2.000
buah masker (Pelabuhan Bakauheni, Bandara Radin Inten, dan stock di
Kabupaten Lampung Selatan), melalui KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Panjang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan.
WASPADA FLU BARU H1N1
13 Agustus 2009 14:01
Zaman
berubah, semua juga berubah. Begitu juga dengan penyakit. Kini muncul
flu baru H1N1 atau yang lebih populer disebut flu babi/flu meksiko/swine
influenza. Flu babi merupakan penyakit influenza yang disebabkan oleh
virus influenza A subtype H1N1 sehingga gejalanya mirip dengan influenza
biasa.
Penyakit ini sudah melanda Benua Amerika dan Eropa, serta
beberapa provinsi di Indonesia. Meskipun sampai saat ini belum
dilaporkan adanya kasus flu meksiko/flu babi di Provinsi Lampung, kita
tetap harus waspada terhadap penyebaran penyakit ini dan mengenali
gejala-gejalanya. Gejala flu babi yang biasa ditemukan pada manusia,
yaitu :
- Demam lebih dari 38 derajat celcius
- Batuk
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Letih dan lesu
- Kadang disertai nyeri otot, mual, muntah, dan diare
- Sesak nafas
Penularan virus influenza A subtype H1N1 dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
1. Melalui kontak dengan babi yang terinfeksi atau lingkungan yang telah terkontaminasi oleh virus tersebut.
2. Melalui kontak dengan penderita flu babi.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari flu babi adalah sebagai berikut :
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sesering mungkin, terutama setelah batuk atau bersin.
2. Menutup hidung dan mulut dengan tissue pada saat batuk atau bersin, kemudian membuang tissue tersebut ke tempat sampah.
3. Menjaga jarak minimal satu meter dengan orang yang sedang sakit flu.
4.
Apabila mengalami gejala flu, segera periksa ke dokter, puskesmas,
rumah sakit, atau klinik terdekat dan tinggal di rumah untuk istirahat.
Hindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penularan.
(Seksi Promosi Kesehatan)
Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Provinsi Lampung
10 Agustus 2009 10:27
Dalam
rangka sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan
untuk menghadapi terjadinya suatu keadaan daruat, maka pemerintah
Provinsi Lampung melalui Sekretariat Penanggulangan Bencana pada tanggal
28 Juli 2009 telah mengadakan simulasi penanggulangan bencana gempa
bumi dan kebakaran yang melibatkan unsur terkait termasuk masyarakat
disekitar lokasi simulasi yaitu di Lapangan Sepak bola Keteguhan
Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung.
Sebagai Inspektur Upacara pada pembukaan simulasi tersebut mewakili Gubernur Lampung adalah Inspektur Daerah Provinsi Lampung.
Masyarakat Dihimbau Waspada Influenza A H1N1
11 Juli 2009 23:51
Dirjen
Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof.
Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) menghimbau agar masyarakat tetap
waspada dan tidak panik dengan merebaknya penyebaran virus Influenza A
H1N1 di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam jumpa pers tentang
perkembangan Influenza A H1N1 di Indonesia, Sabtu (4/72009) di Jakarta.
rof.
Tjandra mengharapkan masyarakat untuk tetap waspada bila dirinya atau
orang disekitarnya mendapat gejala flu seperti batuk, pilek dan demam,
terlebih lagi jika orang itu baru kembali dari luar negeri atau ada
kontak dengan orang yang baru kembali dari luar negeri. Masyarakat juga
dihimbau untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan
membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk
dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala influenza supaya
mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain
dan segera menghubungi petugas kesehatan serta menghindari bepergian
apabila sedang sakit flu, ujar Prof. Tjandra. Lebih lanjut dikatakan
Prof. Tjandra, hingga hari Sabtu (4/7/2009) terdapat tambahan 12 kasus
baru pasien positif H1N1 di Indonesia yang tersebar di Jakarta dan Bali.
Kedua
belas pasien tersebut terdiri dari 8 orang WNI dan 4 orang WNA yaitu AR
(L, 23 TH), RA (L, 10 bln), HR (P, 40 th), IG (L, 33 th), N (P, 34 th),
BE (L, 50 th), TD (L, 65 th), F (L, 14 th), RW (L,23 th), BA (L, 22
th), JO (L, 43 th), dan NN. Dengan tambahan kasus baru tersebut jumlah
kasus positif Influenza A H1N1 yang tercatat di Indonesia menjadi 20
orang.
Prof. Tjandra mengatakan sudah ditemukan penularan H1N1 antar
manusia di Indonesia. Hal itu terjadi pada 2 dari 12 orang pasien baru
tersebut. Lokasi penularan berada di daerah Jakarta, namun belum
diketahui secara pasti oleh siapa dan dimana persisnya penularan
tersebut terjadi.
Seluruh pasien positif H1N1 tersebut sampai saat
ini sehat-sehat saja, tidak ada yang fatal, hanya batuk pilek biasa saja
bahkan sebagian ada yang tanpa keluhan sama sekali. Seperti diketahui,
95% pasien di dunia ini tidak masuk rumah sakit sama sekali, ujar Prof.
Tjandra.
Ditambahkan pula oleh Prof. Tjandra bahwa flu baru H1N1 ini
cukup unik karena tingkat fatality-nya yang tinggi justru pada pasien
yang berusia muda (20-30 tahun), sementara flu lain pada umumnya akan
makin tinggi tingkat fatality-nya pada mereka yang berusia lanjut.
Berita
ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal
Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
melalui nomor telepon/faks: 021-52907416 – 19 dan 021-52921669, atau
melalui alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com dan
puskom.publik@yahoo.co.id
Peralatan Makan Melamin
30 Juni 2009 12:17
Peralatan
makan melamin sudah menjadi sesuatu yang umum dimiliki oleh setiap
rumah tangga. Selain karena sifatnya yang tahan pecah, peralatan makan
melamin juga memiliki bentuk, warna, dan motif yang sangat beragam.
Bahan melamin selain digunakan untuk peralatan makan orang dewasa, juga
digunakan untuk peralatan makan bagi bayi.
Dari hasil pengawasan yang
dilakukan oleh Badan POM, ditemukan 30 peralatan makanan bermelamin
yang berbahaya karena terbukti melepaskan zat formalin. Zat ini bila
masuk ke dalam tubuh berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan,
yaitu penyakit kanker.
Untuk itu, mengetahui produk-produk peralatan
makan melamin apa saja yang berbahaya tersebut, dapat diunduh di
http://www.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/melamin.pdf
Puskesmas Kotabumi II (ISO 9001:2008)
24 Juni 2009 12:07
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung beserta seluruh jajaran mengucapkan selamat kepada :
PUSKESMAS KOTABUMI II
yang
telah berhasil setelah melakukan Audit Eksternal ke 3 pada tanggal 22
Juni 2009 oleh Badan Sertifikasi SAI Global Jakarta, sehingga
direkomendasikan untuk tetap berhak meraih Sertifikat ISO 9001 : 2008.
Terimakasih
dan penghargaan setingi-tinginya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Utara yang senantiasa telah mendukung terwujudnya Puskesmas ISO
Pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung.
Semoga Kabupaten/Kota
lainnya dapat mengikuti keberhasilan Puskesmas Kotabumi II demi
terwujudnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan perspektif
Kepuasan Masyarakat.
Program Jamkesmas Berhasil Hemat Uang Negara 1,4 Trilyun Rupiah
24 Juni 2009 10:52
Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ) tahun 2008 yang dilakukan
antara lain dengan mengirimkan tagihan (klaim) langsung dari kas negara
ke rumah sakit ternyata berhasil menghemat (mengefisienkan) uang negara
sebesar 1,464 trilyun rupiah. Oleh karena itu program jaminan kesehatan
untuk masyarakat miskin dan tidak mampu dengan sasaran 76,4 juta jiwa
ini akan dilanjutkan pada tahun 2009 dengan menggunakan manajemen yang
sama seperti manajemen tahun 2008. Jamkesmas tahun 2009 dianggarkan dari
APBN dengan jumlah yang sama tahun 2008.
Hal itu disampaikan Menkes
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) yang didampingi para pejabat
eselon I dan II saat jumpa pers awal tahun di Jakarta pada tanggal 12
Januari 2009.
Dana Jamkesmas yang dikirim Depkes ke rumah-rumah sakit
daerah yang melayani masyarakat miskin dan tidak mampu adalah dana
bantuan sosial (Bansos), bukan pendapatan rumah sakit. Seharusnya dana
Bansos itu digunakan langsung oleh rumah sakit untuk melayani masyarakat
miskin dan tidak mampu. Jadi tidak benar bila Bansos dianggap sebagai
pendapatan asli daerah (PAD), ujar Dr. Siti Fadilah Supari.
Masyarakat
miskin di daerah yang tidak mempunyai Kartu Jamkesmas (di luar kuota
Nasional) menjadi tanggungan pemerintah daerah. Masyarakat miskin
tersebut mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan dengan
masyarakat miskin yang memiliki Kartu Jamkesmas. Namun dengan pembiayaan
dari pemerintah daerah melalui APBD, tutur Menkes.
Siaga ( LevelIII) Gunung Anak Krakatau
23 Juni 2009 0:08
Berita
Antara. (21-06-2009) Status Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan
Selat Sunda hingga saat ini masih siaga atau level III sehingga
masyarakat sekitar tetap diminta waspada.
Sampai saat ini pengunjung
dan warga hanya diperbolehkan berada dalam radius dua kilometer dari
titik letusan," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa
Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten Anton Prambudi,
Sabtu.
Anton mengatakan, sejak 6 Mei 2009 status gunung itu dinaikkan
dari waspada atau level II menjadi siaga atau level III, kini kondisi
Gunung Anak Krakatau berbahaya karena mengeluarkan lava pijar berupa
batu dan kerikil yang suhunya berkisar 600-1.000 derajat celcius.
Oleh
karena itu, hingga saat ini Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) Bandung memeberikan rekomendasi bahwa daerah aman berada dua
kilometer dari titik letusan gunung berapi yang berada di perairan Selat
Sunda.
"Saya mengimbau kepada pengunjung dan nelayan agar tidak medekati Anak Krakatau karena khawatir terkena lava pijar," ujarnya.
Menurut dia, aktiviats kegempaan Gunung Anak Krakatau sepanjang Sabtu ini mengalami penurunan dibandingkan dua hari lalu.
Saat
ini, kegempaan mencapai 981 kali terdiri atas vulkanik dangkal sebanyak
116 kali, letusan 455 kali, tremor 274 kali, dan embusan 136 kali.
Sementara
kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakata, Jumat (19/6) sebanyakl 1.257
kali yakni vulkanik dangkal 157, tremor 377, letusan 452 dan embusan 271
kali.
Meskipun kegempaan mengalami penurunan, tetapi pihaknya tetap
siaga mengingat terjadi peningkatan jumlah letusan dibanding dua hari
yang lalu.
Untuk itu, tim pemantau tetap siaga serta saling
berkoordinasi dengan tim lain yang ada di Banten, untuk saling
memberikan informasi.
Sementara itu, saat ini kondisi Gunung Anak Krakatau masih diselimuti kabut tebal sehingga sulit mendeteksi secara visual.
"Saya
berharap pengunjung dan nelayan tidak mendekati kawasan Gunung Anak
Krakatau karena masih membahayakan keselamatan," katanya.
Lagi, Public Warning Badan POM ttg Kosmetika berbahaya
19 Juni 2009 10:18
Badam
POM RI kembali mengeluarkan Public Warning Kosmetika yg mengandung
bahan berbahaya seperti Marcury, Hidrokuinon, Asam Retinoat, Rhodamin B,
dll.
Selengkapnya dapat diunduh di http://www.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/Binder1.pdf
Pengembangan Desa Siaga (Gerakan Menuju Desa Sehat)
19 Juni 2009 9:09
Berdasarkan
SK Menkes No. 564/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006 tentang
Pedoman Pengembangan Desa Siaga, maka Gubernur Lampung pada tanggal 3
Agustus 2006 telah mencanangkan Gerakan Menuju Desa Sehat (GMDS) di
Kampung Astomulyo Kabupaten Lampung Tengah. GMDS merupakan istilah lain
Desa Siaga khusus untuk Provinsi Lampung.
Target Nasional bahwa pada
Tahun 2009, seluruh Desa/Kelurahan menjadi Desa Siaga atau melaksanakan
Gerakan Menuju Desa Sehat. Berdasarkan Target tersebut, Provinsi Lampung
kemudian menyusun rencana pencapaian program s.d Tahun 2009 sbb:
Rencana Pengembangan Desa Siaga (GMDS) Provinsi Lampung
Tahun 2006 s.d 2009
ENAM (6) STRATEGI INDONESIA DALAM KESIAPSIAGAAN PANDEMI INFLUENZA H1N1
19 Juni 2009 0:37
Dalam
rangka pencegahan dan penanggulangan Swine Flu (Flu Meksiko) untuk
mencegah pandemic influenza A H1N1 di Indonesia, pemerintah melalui
Departemen Kesehatan RI menetapkan 6 strategi Indonesia dalam
kesiapsiagaan pandemi influenza sebagai berikut:
1. Penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP):
Indonesia memiliki 48 kantor kesehatan pelabuhan dan sekitar 25 diantaranya
mempunyai akses internasional. Ada beberapa upaya penguatan yang dilakukan
di kantor kesehatan pelabuhan yaitu:
¬ Pemberlakuan Health Alert Card
¬ Penerapan radio pratique
¬ Kesiapan petugas dalam memantau penumpang yang datang
¬ Pemasangan thermal scanner
¬ Penyiapan alat pelindung diri (APD)
¬ Penyiapan klinik di kantor kesehatan pelabuhan dengan obat dan perlengkapannya
¬ Penyiapan sarana rujukan bila diperlukan
2. Logistik terutama obat dan APD
¬ Penyediaan obat tamiflu dalam jumlah yang cukup
¬ Pendistribusian sampai di tingkat puskesmas
3. Penyiapan Rumah Sakit
¬ Kesiapan 100 rumah sakit rujukan
¬ Ketersediaan obat
¬ Ketersediaan ruang isolasi
¬ Petugas kesehatan yang terampil
¬ Prosedur diagnosis dan terapi
4. Penguatan surveilans Epidemiologi
¬ Mengintensifkan surveilans Influenza Like Illness (ILI) di 20 puskesmas sentinel
¬ Mengintensifkan surveilans SARI di 15 Rumah Sakit sentinel
¬ Menambah lokasi sentinel ILI di 25 puskesmas baru
¬ Surveilans Pneumonia dan SARI di sarana kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit)
¬ Intensifikasi surveilans di pelabuhan laut dan udara, terutama pelabuhan/bandara
internasional
¬ Surveilans di masyarakat termasuk rumors verifikasi
5. Penguatan Laboratorium
¬ Mengintensifkan laboratorium regional
¬ Pemenuhan reagensia
6. Komunikasi Edukasi dan Informasi (KIE)
¬ Pembuatan spanduk di tempat‐tempat umum
¬ Pembuatan stiker/pamplet/brosur dan media komunikasi lainnya
¬ Melakukan jumpa press dan press release secara berkala
¬ Memberikan penjelasan ke masyarakat melalui berbagai media massa cetak dan
elektronik
¬ Pemberdayaan masyarakat melalui desa siaga
Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan KADARZI
12 Juni 2009 11:02
Kadarzi
(keluarga sadar gizi) merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pembangunan kesehatan khususnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia umumnya. Upaya tersebut dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Lampung dalam rangka percepatan 315 desa siaga pada
11 Kabupaten/Kota di Lampung.
Salah satu sasaran dari strategi Depkes
adalah seluruh Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) tertuang dalam Kepmenkes
RI No :564/Menkes/SK/VIII/2006.
Selanjutnya Pemerintah Daerah Kab/Kota hendaknya dapat mengembangkan upaya tersebut sehingga mejadi kegiatan berkelanjutan.
Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader posyandu serta petugas pendamping kader kadarzi.
Materi :
1. Pedoman Kadarzi
2. Pedoman Kader Pendamping Kadarzi
3. Kampanye Kadarzi
4. Pedoman Pemantauan Pertumbuhan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 Puskesmas KOTABUMI II Lampung Utara
01 Juni 2009 12:44
dr. Hj.Maya Metissa
Manager
Puskesmas
Kotabumi II berkeinginan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000
diawali dengan membangun komitmen bersama demi peningkatan mutu
pelayanan.
eberhasilan penerapan ISO 9001:2000 tergantung kepada
komitmen, bukan hanya ditingkat Top Management, termasuk juga Middle dan
Lower Management. Dengan semangat , niat baik serta etos kerja yang
tinggi, pada tanggal 14 Februari 2008 Puskesmas Kotabumi II berhasil
meraih sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dari Badan
Sertifikasi Internasional SAI Global.
Visi, Misi dan Kebijakan Mutu
Visi
Menjadi Puskesmas Terbaik dengan Pelayanan Prima di Propinsi Lampung
Misi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan
3. Meningkatkan kualitas SDM
Kebijakan Mutu
Untuk
mencapai visi dan misi, Puskesmas Kotabumi II berkomitmen untuk
melakukan peningkatan secara berkesinambungan demi tercapainya kepuasan
masyarakat, dengan cara :
1. Meningkatkan kompetensi SDM pendukung layanan
2. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat dan lingkungan
3. Memberikan pelayanan yang prima
4. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menuju kemandirian hidup sehat secara pribadi maupun masyarakat
5. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 secara efektif dan efisien
Tujuan
Tujuan umum adalah terselenggaranya ISO 9001:2000 Puskesmas dalam rangka peningkatan manajemen mutu di Puskesmas Kotabumi II.
Tujuan khusus adalah :
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan.
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan / Konsumen Puskesmas
2. Meningkatkan citra Puskesmas
3. Meningkatkan daya saing
4. Memiliki dokumen mutu yang lebih baik
Ruang Lingkup
Ruang
lingkup penerapan ISO 9001:2000 di Puskesmas Kotabumi II meliputi :
Medical Record, General Care Unit, Dental Care Unit, Mother &
Children Care Unit, Supporting Services Unit Of Laboratory, Sanitation,
Nutrition and Pharmacy.
Prinsip-prinsip Manajemen Kualitas
1. Fokus kepada pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan Personil
4. Pendekatan proses
5. Manajemen dengan pendekatan sistem
6. Pengambilan keputusan dengan pendekatan fakta
7. Perbaikan berkesinambungan
8. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok
Manfaat Penerapan ISO 9001:2000
Terselenggaranya ISO 9001:2000 di Puskesmas Kotabumi II memiliki manfaat :
1. Kepuasan Pelanggan meningkat
2. Pengendalian mutu lebih sistematis
3. Koordinasi lebih baik
4. Ketidaksesuaian terdeteksi sejak awal
5. Konsistensi mutu lebih baik
6. Kepercayaan Pelanggan meningkat
7. Dokumentasi SMM lebih baik
8. Menurunkan biaya kegagalan mutu
9. Banyak peluang perbaikan
AUDIT EKSTERNAL SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000 PUSKESMAS KOTABUMI II
Agus Darsono
Manager Representative
Audit
eksternal dalam rangka sertifikasi SMM ISO 9001 : 2000 terhadap ruang
lingkup pelayanan di Puskesmas Kotabumi II dilaksanakan pada tanggal 26 –
27 Desember 2007 oleh Badan Sertifikasi Internasional SAI GLOBAL.
Perbaikan dan revisi terhadap beberapa temuan pada saat audit eksternal
dilakukan dengan segala keterbatasan yang ada, hingga pada akhirnya
berbuah manis dengan diraihnya Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
: 2000 pada tanggal 14 Februari 2008.
Audit surveillance I
dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2008, dengan hasil bahwa Badan
Sertifikasi SAI GLOBAL tetap merekomendasikan kelanjutan sertifikasi SMM
ISO 9001 : 2000 di Puskesmas kotabumi II.
Audit surveillance II
dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2008, dengan hasil bahwa Badan
Sertifikasi SAI GLOBAL tetap merekomendasikan kelanjutan sertifikasi SMM
ISO 9001 : 2000 di Puskesmas kotabumi II.
Kuantitas minimal terhadap
temuan minor pada saat audit surveillance I dan II berlangsung, menjadi
dasar bagi SAI GLOBAL untuk menyatakan bahwa Puskesmas Kotabumi II
sebagai salah satu Klien tingkat Puskesmas yang konsisten dan komitmen
dalam upaya mempertahankan sertifikasi ISO 9001 : 2000.
(Agus Setiawan,Auditor SAI GLOBAL,Clossing Meeting, 11 Juni 2008).
Suatu
Pembuktian bahwa komitmen, mulai dari Top Management, termasuk juga
Middle dan Lower Management menjadi dasar bagi penyelenggaraan SMM
ISO 9001 : 2000.
Audit
surveillance III rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juni
2009, mudah-mudahan dengan segala keterbatasan yang Kami miliki dan Kami
rasakan, Kami masih tetap dapat memberikan hasil yang terbaik demi
pelayanan optimal kepada masyarakat.
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000 MENUJU VERSI 2008
PUSKESMAS KOTABUMI II
drg. Noor Afia Adi Surani
Lead Auditor Internal
Audit
Internal adalah alat yang penting, karena memberikan penilaian yang
independen dan objektif terhadap pemenuhan bisnis terkait dan
persyaratan lainnya. Temuan berdasarkan audit internal dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan efisiensi bisnis,
efektifitas, kinerja dan keuntungan.
Auditor Internal harus memiliki
dan memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh ISO 9001 : 2000. Tim
Auditor Internal Puskesmas Kotabumi II telah memenuhi persyaratan
tersebut, dan telah mengikuti serta Lulus ujian yang diselenggarakan
oleh Konsultan Sertifikasi dari AIMS pada tahun 2007. Kompetensi
tersebut dibuktikan dengan sertifikat kelayakan sebagai AUDITOR INTERNAL
QMS ISO 9001 : 2000 yang dimiliki oleh para Auditor.
Pengembangan
ISO 9001 dari versi 2000 ke versi 2008, menuntut Tim Auditor Internal
Puskesmas Kotabumi II harus memiliki kompetensi lebih, sesuai yang
dipersyaratkan. Pada tanggal 1 – 2 April 2008, Tim Auditor mengikuti
ujian sebagai Tim Auditor Internal QMS ISO 9001 : 2008. Berlangsung di
Jakarta dan diselenggarakan oleh badan Sertifikasi SAI GLOBAL.
Tim
Auditor Internal Puskesmas Kotabumi II dinyatakan lulus kompetensi dan
dikualifikasikan sebagai Internal Auditor Sistem Manajemen Mutu yang
telah diakui oleh Quality Society of Australia (QSA). Kompetensi yang
dimiliki terdaftar dan terakreditasi di National Trainning Board (NTB).
Pernyataan lulus tersebut dituangkan dalam bentuk Certificate of
Attainment, khusus bagi Tim Auditor Internal yang dinyatakan lulus.
Beberapa kompetensi yang mampu dimiliki oleh Tim Auditor Internal :
1. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar dan persyaratan audit internal.
2. Menganalisa persyaratan dalam organisasi dan untuk audit internal.
3. Merencanakan, melaksanakan dan menyelesaikan audit internal secara efektif.
4. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan hal-hal yang diperlukan dalam melaksanakan audit internal yang efektif.
Pengembangan PHBS di 5 Tatanan
01 Juni 2009 11:13
Upaya-upaya
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan dalam
rangka perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya. Bidang PHBS yaitu :
- Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2x/hari, dll.
-
Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam
beryodium, menimbang berat badan(BB) dan tinggi badan (TB) setiap
bulan, dll.
- Bidang Kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas jentik, dll.
Menanamkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada setiap orang bukanlah hal
yang mudah, akan tetapi memerlukan proses yang panjang. Setiap orang
hidup dalam tatanannya dan saling mempengaruhi serta berinteraksi antar
pribadi dalam tatanan tersebut. Memantau, menilai, dan mengukur tingkat
kemajuan tatanan adalah lebih mudah dibandingkan dengan perorangan. Oleh
karena itu, pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan
melalui pendekatan tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, sekolah,
tempat-tempat umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan.
PHBS di
Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Syarat rumah tangga sehat
yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dgn air bersih, mengalir, dan sabun
6. Menggunakan jamban
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10.Tidak merokok di dalam rumah
Penerapan
PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang
ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan
Usaha Kesehatan Sekolah. Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :
-
Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru,
dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit
- Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik
- Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat)
- Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
- Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
Syarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu :
• Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
• Jajan di kantin sekolah yang sehat
• Membuang sampah pada tempatnya
• Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
• Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
• Tidak merokok di sekolah
• Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
• Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Tempat-tempat
umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta,
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti
sarana pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga,
sarana perdagangan, dsb.
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya
untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat
umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan
aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS.
Melalui
penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di
tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau
menularkan penyakit. Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu :
• Menggunakan air bersih
• Menggunakan jamban
• Membuang sampah pada tempatnya
• Tidak merokok
• Tidak meludah sembarangan
• Memberantas jentik nyamuk
+ Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
+ Menutup makanan dan minuman
PHBS
di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan
tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk
menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap
sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat
di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit,
serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah,
dan sehat. Syarat tempat umum yang sehat yaitu :
- Mengkonsumsi makanan bergizi
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Tidak merokok di tempat kerja
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
- Menggunakan air bersih
- Memberantas jentik di tempat kerja
- Menggunakan jamban
- Membuang sampah pada tempatnya
Institusi
kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di
institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu
mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.
PHBS di Institusi
Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah
penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat. Syarat institusi sehat yaitu :
- Menggunakan air bersih
- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
- Menggunakan jamban
- Membuang sampah pada tempatnya
- Tidak merokok di Institusi Kesehatan
- Tidak meludah sembarangan
- Memberantas jentik nyamuk
HLUN
26 Mei 2009 10:44
Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 29 Mei 2009 Tema "Sehat Produktif dan Sejahtera sebagai syarat pembangunan berkelanjutan".
Sub Tema :
1. Menuju orang tua teladan sepanjang masa
2. Menciptakan lingkungan sehat bagi Lansia
3. Bersama membangun kepedulian terhadap Lansia.
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan RS
12 Juni 2009 10:12
Upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dan RS selalu
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan perkembangan
masyarakat, namun upaya tersebut tidak semulus yang diharapkan hal ini
tidak lepas dari kondisi dan dinamika masing-masing Pemda Kab/Kota.
Puskesmas
Kotabumi II sejak Desember 2007 telah dipersiapkan menjadi Puskesmas
ISO Pertama di Lampung yang harus selalu didukung oleh Pemerintah
Kabupaten Lampung Utara agar sertifikat yang telah diterbitkan tidak
ditarik kembali karena ketiadaan dana untuk melakukan surveylans audit
terhadap perkembangan setiap 6 bulan 1 kali. Hal ini guna menjaga
kondisi Puskesmas agar tetap berjalan dengan baik.
Sementara Rumah
Sakit di masing-masing Kab/Kota juga berbenah diri dalam rangka
Akreditasi bukan saja sebatas penampilan fisik tetapi juga administrasi
dan pelayanan, tanpa kecuali RS Swasta.
Dalam rangka upaya
menigkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit tidak akan
berjalan dengan baik bila faktor eksternal juga kurang mendukung.
Sementara penyedia layanan terkendala dengan minimnya anggaran untuk
digunakan menyentuh faktor penunjang yang justru berdampak terhadap mutu
pelayanan itu sendiri.
Misalnya : kebersihan mulai dari halaman ruang tunggu, ruang periksa, bahkan kamar mandi, dll.
Puskesmas
dan RS sama-sama memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkan namun berbeda dalam hal wilayah kerja. Puskesmas mempunyai
wilayah kerja sedangkan rumah sakit tidak.
Dari awal sejarahnya, kata
rumah sakit sendiri kita warisi dari zaman Belanda yaitu dari kata
"ziekenhuis". Kata inilah yang menjadi acuan bagi penyedia jasa layanan
kesehatan di Indonesia untuk diadopsi menjadi "Rumah Sakit", celakanya
tidak semua orang menyadari bahwa hal inilah yang sering menjadi akar
masalah di bidang pelayanan kesehatan. Tidak hanya orang awam yang tidak
menyadari, bahkan tidak semua tenaga medis yang notabene lebih memahami
perumahsakitan juga menyadari bahwa kerangka berpikir yang salah sering
menjadi pemicu terjadinya pelayanan kesehatan yang buruk di rumah
sakit.
Mulai dari dokter yang hanya memikirkan jumlah pasiennya
ketimbang proses pelayanannya, sampai pada pasien yang lebih suka
menyalahkan dokternya apabila penyakitnya tidak dapat disembuhkan.
Tidakkah kita semua sadar bahwa kekecewaan sering timbul dari cara
berpikir yang salah, dan cara berpikir yang salah timbul dari kerangka
pikirnya juga salah.
Padahal di Belanda sendiri ada kata Hospitaal
yang juga memiliki arti yang sama, bahkan menjadi suatu ironi jika kita
tahu sebenarnya kata Hospital (Bhs. Inggris) berasal dari kata
hospicehospice ini juga menjadi asal kata Inggris hospitality yang
berarti keramahtamahan. Tapi coba kita telaah, sudahkah semua rumah
sakit menerapkan hospitality di lingkup kerja mereka? Bahkan ada yang
berargumen bahwa rumah sakit bukanlah hotel yang bisa menerapkan asas
hospitality, tapi syukurlah sekarang hampir semua rumah sakit mulai
menyadari kekeliruan kerangka berpikir mereka yang lebih sering
menganggap para pasiennya adalah "pesakitan" hingga mulai banyak rumah
sakit yang melakukan perubahan pelayanannya menuju pelayanan prima
(Service Excellence) demi mencapai kepuasan para pelanggannya. (bhs.
Jerman) yang berarti tuan rumah.
Sejarah promosi kesehatan.
|
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar